News & Research

Reader

Terus Merugi, BATA Tutup Pabrik Sepatu dan Jual Gedung Kantor Pusat
Monday, May 06, 2024       09:18 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Sepatu Bata Tbk ( BATA ) memutuskan untuk menghentikan produksi pabrik di Purwakarta pada 30 April 2024, karena terus menelan kerugian dalam beberapa tahun terakhir. Perseroan sebelumnya bahkan telah menjual aset gedung kantor pusat yang berlokasi di Cilandak, Jakarta pada awal Maret 2024 senilai Rp 64 miliar.
"Sepatu Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat. Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik ini terus menurun, dan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia," kata Director & Corporate Secretary Sepatu Bata Hatta Tutuko dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu (5/5/2024).
Hatta menyebut, penghentian aktivitas produksi pabrik sepatu bata di Purwakarta berdasarkan keputusan direksi tanggal 30 April 2024, yang sebelumnya telah disetujui berdasarkan persetujuan dari keputusan dewan komisaris tanggal 29 April 2024.
Dia menegaskan, keputusan ini merupakan hal terbaik yang dapat diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh dan kesepakatan pihak-pihak terkait, dan bertujuan untuk mengefektifkan operasional perseroan.
"Perseroan berkomitmen untuk memastikan kelancaran transisi bagi seluruh karyawan dan mitra kami yang terkena dampak perubahan ini," ujar dia.
Sebelumnya pada 6 Maret 2024, perseroan juga telah menjual aset gedung Graha Bata di Cilandak, Jakarta senilai Rp 64 miliar kepada PT Simatupang Jaya Realty. Gedung yang terdiri dari bangunan enam lantai seluas 4.239,43 meter persegi ini, digunakan sebagai kantor pusat dan administrasi BATA .
Manajemen BATA mengungkapkan, penjualan aset ini bertujuan untuk memperkuat posisi keuangan perseroan dengan melunasi sebagian pinjaman berbunga dan mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan pengelolaan properti. Sehingga, alokasi dana dari keuntungan dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis perseroan.
Terus Catatkan Kerugian
Penutupan pabrik dan penjualan aset gedung, tidak lepas dari kinerja keuangan emiten sepatu ini yang terus mencatatkan rugi bersih sejak beberapa tahun terakhir. Pada 2023, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BATA bahkan membengkak hingga 79,66% menjadi -Rp 190,56 miliar dari 2022 yang rugi bersih -Rp 106,12 miliar.
Rugi bersih perseroan pada 2022 juga membengkak dua kali lipat dibanding 2021 yang sebesar -Rp 51,23 miliar. Di mana pada 2020, perseroan juga mencatatkan rugi bersih -Rp 177,76 miliar akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
"Kegiatan operasional Grup dipengaruhi oleh melemahnya permintaan pasar dalam negeri setelah pandemi Covid-19 dan ketatnya persaingan di pasar alas kaki," tulis manajemen BATA dalam laporan keuangan 2023 yang dipublikasi.
Melonjaknya rugi bersih perseroan di 2023, berdampak pada nilai liabilitas jangka pendek yang melebihi aset lancarnya sebesar Rp 43,2 miliar. "Kemampuan Grup untuk melanjutkan kelangsungan usahanya bergantung pada kemampuannya untuk mengelola modal kerja yang tersedia untuk dapat memenuhi kewajiban yang jatuh tempo secara tepat waktu, untuk memperoleh pembiayaan tambahan yang mungkin diperlukan, dan untuk dapat mencapai operasi yang sukses untuk membuat keuntungan pada Grup," tulis manajemen BATA .
Saat ini, sebanyak 82,01% saham BATA dikuasai oleh Bafin (Nederland) BV, dan 17,99% sisanya milik publik.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM